SIBER24.ID – Mari Elka Pangestu, seorang ekonom, ahli moneter, birokrat, dan dosen, lahir pada 23 Oktober 1956, dikenal sebagai salah satu tokoh penting di Indonesia.
Ia telah memegang berbagai posisi strategis, termasuk Direktur Pelaksana Bank Dunia, Menteri Perdagangan Indonesia ke-26, dan Menteri Pariwisata serta Ekonomi Kreatif ke-10. Selain itu, ia merupakan wanita keturunan Tionghoa-Indonesia pertama yang menjabat sebagai menteri di negara ini.
Pangestu memiliki rekam jejak yang luar biasa dalam berbagai bidang. Pada periode 2001 hingga 2003, ia menjadi Dewan Pakar untuk Gugus Tugas Pengentasan Kemiskinan dan Urusan Pembangunan Tujuan Pembangunan Milenium yang digagas oleh PBB.
Pada 2009, ia dipercaya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menjadi Utusan Khusus Presiden pada Konferensi Tingkat Tinggi G8 ke-35 di Italia. Selain itu, ia juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Institut Penelitian Kebijakan Pangan Internasional pada 2018-2020.
Pada Agustus 2023, Pangestu kembali mendapat amanah dari Presiden Joko Widodo untuk menjadi Special Envoy dalam mengorganisir “Global Blended Finance Alliance,” sebuah platform yang melibatkan berbagai institusi internasional seperti USAID, ASEAN, Uni Eropa, dan Green Climate Fund.
Kemudian pada 2024, Presiden Prabowo Subianto menunjuknya sebagai Utusan Khusus Presiden untuk bidang Perdagangan Internasional dan Kerjasama Multilateral. Pada 5 November 2024, ia juga dilantik sebagai Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional.
Pangestu juga telah meraih berbagai penghargaan bergengsi sepanjang kariernya, seperti Penghargaan Prestasi Seumur Hidup untuk Perempuan dan Kepemimpinan Pemerintah dari World Chinese Enterprise Forum pada 2014, serta Economic and Social Science Prize pada 2023 dari Economic Research Institute for ASEAN and East Asia.
Majalah Globe Asia bahkan menempatkannya sebagai wanita paling berpengaruh ke-6 di Indonesia pada 2007. Pendidikan dan latar belakang akademiknya tidak kalah impresif.
Pangestu menempuh pendidikan di Canberra High School dan memperoleh gelar B.Ec serta M.Ec dari Universitas Nasional Australia, sebelum melanjutkan studi Ph.D di Universitas California, Davis. Ia juga menerima gelar Doctor Honoris Causa dari Universitas Nasional Australia.
Kariernya dimulai sebagai peneliti di Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dan mengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Selain itu, ia juga menjabat sebagai Profesor Kehormatan di Columbia University dan Senior Fellow di Lee Kwan Yew School of Public Policy.
Di tingkat global, pemikirannya dihormati dengan menjadi anggota Dewan Penasihat Forum Ekonomi Dunia dan Dewan Agenda Global Boao Forum for Asia.
Mari Pangestu juga dikenal dalam kehidupan pribadinya sebagai putri dari ekonom ternama Indonesia, J. Panglaykim. Ia menikah dengan Adi Harsono pada 21 April 1990 dan dikaruniai dua anak laki-laki, Raymond dan Arya. Pangestu merupakan penganut Katolik Roma.











